Alangkah indah sekali bagi yang suka tantangan. Segala permasalahan bukan dijadikan beban melainkan sebagai satu tantangan tersendiri.
Memang benar, jadi pengusaha sukses sejak mahasiswa tidaklah mudah. Diantaranya harus pandai-pandai mengatur waktu. Kemampuan mengelola waktu sangat penting disini. Anda dituntut untuk pandai mengelola prioritas dan tingkat kecepatan tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Mengurus bisnis versus tumpukan tugas-tugas kuliah. Ditambah lagi bila ujian semester tiba. Bila penguasaan pengelolaan manajemen dirinya lemah pasti ketetran. Akan tetapi seiring berjalannya waktu anda akan ditempa oleh proses karena disana anda akan mulai menemukan serpihan-serpihan pengalaman lalu menemkan cara-cara dengan sendirinya untuk bagaimana mengatur seabreg tugas kuliah dengan kegiatan usaha yang sedang ditekuni.
Perhatikan baik-baik. Bukankan ini sekolah kehidupan yang luar biasa? Di saat teman-teman berkutat dengan kebiasaannya sehari-hari tanpa makna, juttru anda banyak belajar berbagai hal dan secara otomatis akan menjadi keahlian. Inilah yang sebenarnya dibutuhan dalam kehidupan nyata diluar kampus.
Santai saja, meskipun menjalankan usaha sambil kuliah yang katanya berat. Tidak seperti itu sebenarnya. Mungkin berat diawal, selanjutnya bisa jadi anda happy menjalaninya. Karena anda akan menemukan orang-orang yang sejenis, orang-orang yang juga bersemangat, orang-orang yang bergairan dan orang-orang yang sudah memiliki pandangan ke masa depan. Sehingga meskipun sibuk dengan usaha nyatanya nilai IPK tetap besar pula.
1. Bayar kuliah dengan ternak kelinci
Aditya Andriansyah, mahasiswa jurusan Agribisnis di Universitas Medan Area, Sumatera Utara ini bertekad membiayai kuliahnya sendiri. Meski usianya baru 20 tahun, ia telah berhasil menjadi peternak kelinci yang cukup sukses.
Melalui usahanya tersebut, Aditya bukan hanya bisa membiayai kuliahnya namun juga memenuhi keperluan pribadinya sehari-hari. Padahal, ilmu mengenai kelinci ia dapatkan hanya dari internet.
Usaha ini bermula tanpa direncanakan sejak ia masih SMP. Saat itu, ia membeli dua ekor kelinci seharga Rp 80 ribu dan menjualnya kembali seharga Rp 100 ribu. Setelahnya, Adit mulai sering membeli kelinci untuk dijual kembali, sampai akhirnya ia putuskan menjadi peternak kelinci.
Dalam seminggu, ia berhasil menjual puluhan kelinci dan mendapat keuntungan bersih hingga jutaan rupiah.
2. Jalani 4 bisnis sekaligus
Bermodal uang tabungan
Muhammad Khairul Apriatama alias Tama memulai bisnis fashion di akhir tahun 2015. Ia mendirikan usaha baju batik bernama Arka Batik Jogja dan fashion wanita bernama MIB Fashion.
Gak puas sampai di situ, kemudian Tama mengembangkan bisnis di bidang kuliner. Lagi-lagi, gak cuma satu melainkan dua, Ceritanya Katsu dan Ceritanya Gule.
Selain berbisnis dan kuliah, Tama juga merupakan seorang koreografer. Meski begitu, ia mengaku gak kesulitan membagi waktu kuliah, mengurus bisnis, serta berkumpul bersama teman-temannya.
Menurut Tama, mahasiswa yang ingin berbisnis harus kuat mental. Apalagi, jika bisnis dimulai dari nol, seseorang harus siap menerima rintangan dan tantangannya. Tapi, tetap nikmati prosesnya dan jangan berhenti berinovasi.
3. Rumah disita, bangkit dengan jualan keripik
Sidik Amin Mubarok (Sam) telah mengalami masa-masa sulit sejak di bangku SMA. Ia bahkan nyaris putus sekolah. Kala itu, ibunya telah tiada, sedangkan ayahnya pergi tanpa kabar. Lebih miris lagi, rumah neneknya tempat ia tinggal, disita.
Kondisinya perlahan berubah sejak ia diminta membuat makanan untuk acara sekolah temannya. Saat itu, ia memberanikan diri membuat keripik singkong dari 20 kilogram singkong. Ternyata, olahan singkong pedas yang ia racik sendiri diminati banyak orang. Setelah mendapatkan beasiswa di Unpad, Sam rutin menjajakan keripiknya pada sesama mahasiswa.
Gak jarang ia mendapat cibiran karena kemasan produknya masih ala kadarnya. Namun, Sam gak patah semangat dan mencari cara terbaik untuk memperbaiki kemasannya. Kini, dalam sebulan, Sam bisa mendapatkan omzet hingga Rp 50 juta.
4. Kelola 3 bisnis kuliner tanpa modal
Di tengah-tengah kesibukan sebagai mahasiswa filsafat sekaligus aktivis pesanten, Ahmad Musyaddad berhasil mengelola tiga bisnis kuliner miliknya. Mahasiswa Universitas Gajah Mada ini sukses menggandeng investor sehingga tak perlu mengeluarkan modal sepeserpun.
Tiga usaha kulinernya adalah Bakpia Lumer, Makaroni Rawe, dan Bandeng Rawe. Menggunakan konsep yang unik, Ahmad mengemas olahan bandeng ke dalam kemasan kaleng. Konsep ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.
Produk kulinernya kini telah dijual di toko oleh-oleh daerah Yogyakarta dan Tuban, bahkan mampu menembus gerai Carrefour. Selain jadi pengusaha dan mahasiswa, Ahmad juga sering menjadi narasumber pelatihan dalam kelompok UKM di sekitar wilayahnya.
5. Bisnis susu omzet miliaran
Berkat berjualan susu
Mohamad Faisal Hidayat berhasil membiayai kuliahnya di Universitas Negeri Semarang (UNNES) hingga selesai. Ia bahkan bisa membeli empat mobil keluarga impiannya.
Usahanya bermula pada awal 2013 lalu. Bermodalkan uang Rp 1,3 juta, ia menyewa sebuah kios tak jauh dari kampusnya. Di sana, ia menjual susu dengan merek Its Milk. Usahanya tersebut laris manis dengan keuntungan awal sebesar Rp 5 juta pada bulan pertama.
Kini, Its Milk telah memiliki 15 outlet di 12 kabupaten/kota pada lima provinsi. Dari sejumlah outlet tersebut, ia berhasil mendapat omzet hingga Rp 1 miliar per bulan.
Tekadnya jadi pengusaha sukses bukan tanpa sebab. Faisal yang mengaku berasal dari keluarga biasa ini punya pengalaman pahit tiap jelang Lebaran. Gara-gara keluarganya tak memiliki mobil, mereka harus berpencar menebeng mobil saudara. Hal tersebut berlangsung selama bertahun-tahun hingga membuat Faisal bertekad untuk memiliki mobil sendiri.
Selain berbisnis, Faisal juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Menurutnya, menjadi pengusaha sekaligus mahasiswa harus pintar-pintar kelola waktu. Kadang ia memprioritaskan kuliahnya, tapi gak jarang ia memilih tak masuk kelas untuk mengurus bisnisnya. Meski begitu, ia tetap berhasil lulus dengan IPK di atas tiga.
Itulah para mahasiswa yang berhasil jadi pengusaha sukses. Untuk sukses menjalani bisnisnya, mereka tak mengenal kata gengsi dan terbiasa bekerja keras. Jika memang mau, gak ada alasan gak punya waktu.
Silahkan baca juga artikel berikut ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar